Harga: Rp63.000. ISBN : -3. Setiap manusia tanpa memandang dari mana mereka berasal pasti memiliki sebuah mimpi. Mimpi untuk meraih sebuah kesuksesan yang sangat besar. Begitu juga dengan Merry Riana. Tak pernah terbayangkan oleh seorang gadis biasa yang mempunyai arti nama "ceria" akan menjadi sosok perempuan yang sukses
Dokteradalah seseorang yang mempunyai jasa menyembuhkan pasien atau seseorang yang sedang sakit. Rita 27 okt, 2020 4. Contoh Cerpen Perjuangan Meraih Cita Cita Goresan Artikel kali ini akan membahas contoh cerpen motivasi singkat meliputi dari, demi sebuah impian hidup, kisah tukang kayu, dan hidup untuk meraih kesuksesan. Cerpen singkat tentang meraih cita cita.
Perjuanganmeraih mimpi tiada henti. Kendala yang dihadapi harus hilang dari sekadar mimpi . Meraih mimpi bersama merancang masa depan. Indonesia, 2022 *** Puisi Tentang Meraih Mimpi. Tentang meraih mimpi bukanlah khayalan. ada niat tulus suci dan sebuah harapan mewujudkan mimpi. Tentang meraih mimpi bukanlah kemustahilan. Ada usaha yang
MeraihKesuksesan Cerpen Karangan. Dan selain itu ada juga perilaku buruk yang selalu mengharapkan bantuan orang lain ketika ujian. 1082020 101 contoh Cerpen Bahasa Inggris tentang Cinta Perjuangan Dan Kesuksesan. Cerpen Anak Cerpen Pendidikan Cerpen Penyesalan Lolos moderasi pada. 8212020 Cerpen Tentang Pendidikan Karakter Baik dan Buruk.
Tag cerpen tentang perjuangan meraih sukses. Cerpen Berjudul Mimpi. Posted on 16/07/2019 by admin. Salah satu situs yang diblokir oleh pemerintah Indonesia adalah Joker123 karena adanya tindak pidana hukum tentang perjudian. Powered by WordPress and Momentous.
Vay Tiền Nhanh Ggads. Cerpen Karangan Muhammad AkmalKategori Cerpen Keluarga, Cerpen Perjuangan Lolos moderasi pada 1 February 2022 “Permisi paket…” terdengar suara seorang kurir sedang mengirim pesanan online ke alamat yang dituju “Oh iya mas paket yah..?” jawab pembeli paket sambil keluar dari rumahnya “Iya bu ini paketnya apa betul nama pengirimnya?” Tanya kembali sang kurir “Oh iya betul mas” jawab sang pembeli sambil menerima paketnya “Silahkan ditanda tangan dulu bu” “okeh sudah saya tanda tangan, terima kasih ya mas…” “Okeh sama sama bu” Seorang pemuda yang sedang mengantarkan pesanan ke alamat yang dituju itu, Dialah Udin, kerap dikenal sebagai kurir dan seorang siswa yang tekun dan rajin. Udin adalah seorang pemuda yang gigih dan penuh ambisi. Untuk mewujudkan impiannya, Ia selalu berjuang dan bekerja keras tanpa menyerah. Dia adalah anak tertua di keluarga kecilnya, Ayahnya hanya seorang pedagang gorengan dan ibunya membantu ayahnya berdagang untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Begitu juga Udin yang harus terjun ke dunia kerja disaat masa sekolahnya karena keadaan keluarganya. Ia harus bisa mencukupi kebutuhan hidupnya dan juga kedua adik adiknya untuk membantu mengurangi beban yang ditanggung keluarga kecilnya. Suatu saat ketika Udin sudah pulang dari pekerjaannya, ibunya bertanya kepadanya bagaimana mengenai pembelajaran di sekolahnya. “Din, bagaimana sekolahmu, apakah terhambat oleh pekerjaanmu?” Tanya ibu. “Engga kok bu tenang saja, aku selalu belajar setiap pulang sekolah, aku juga sudah mengatur waktu di jam belajar maupun jam kerja. Jadi ibu ga usah kepikiran yaa” jawab Udin sambil menatap ibunya yang terlihat agak sedih. “Bukan begitu Din…, ibu tidak mau kamu terbebani dengan tanggung jawab keluarga, kamu kan juga masih sekolah dan seharusnya kamu juga harus lebih banyak belajar agar bisa menjadi orang yang sukses” ujar sang ibu lagi ke Udin. “Aku juga tidak mau melihat ibu dan ayah kesusahan, juga dengan kedua adik adikku. Ibu jangan terlalu mikirin ya…, cukup untuk selalu doakan saja yang terbaik untuk Udin ya bu”. “Udin pasti sukses bu, Udin ingin membuat ibu dan ayah bahagia”. Udin berkata untuk menenangkan hati ibunya. Setiap hari Udin bekerja setelah sepulang sekolah, ia mengumpulkan uang untuk biaya hidupnya dan sisanya ia tabung untuk biaya kuliah nantinya setelah ia lulus dari SMA. Ia selalu mempelajari materi sekolah setelah sepulang dari kerjaannya sekitar jam 8 malam. Setiap hari aktvitas tersebut Ia lakukan dengan penuh semangat. Diluar kegiatan sekolah, ia juga mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan termasuk pengetahuan di bidang teknologi. Ia sangat ingin menggeluti pengetahuan di bidang teknologi, karena ia berfikir bahwa perkembangan teknologi tidak akan ada habisnya. Saat di sekolah ia membantu menjual dagangan orangtuanya kepada teman temannya. Udin juga anak yang begitu sosial, tidak heran ia disegani oleh teman teman di sekolahnya. Ia memiliki banyak teman yang selalu membantu dirinya disaat ia sedang mengalami kesulitan. LULUS SEKOLAH Setelah sekian lama akhirnya Udin pun lulus dari sekolahnya. Ia melanjutkan sekolahnya ke Perguruan Tinggi. Orangtuanya pun turut senang mendengarnya. Sekarang ia membuka usaha kecil dengan membuka toko baju dari hasil tabungannya selama ia bekerja menjadi kurir. Banyak pelanggan yang mampir ke toko bajunya untuk membeli baju. Ia juga banyak mendapat pesanan online dari para pelanggan pelanggannya. Udin pun jadi semakin sibuk dengan pekerjaan dan kuliahnya. Namun ia tetap semangat dan mengatur semuanya dengan baik karena ia memiliki ambisi untuk sukses dan membahagiakan kedua orangtuanya. Suatu saat toko Udin berjalan dengan lancar dan pesat, ia pun mendapatkan penghasilan yang lebih. Ia juga membuka beberapa cabang dari tokonya tersebut dan juga bekerja sama dengan beberapa teman temannya. Semakin hari usaha Udin semakin naik daun dan selalu berkembang dari toko ke toko. Dengan teman temannya, ia mendapati keuntungan yang besar. KARIR UDIN Ia lulus kuliah dengan meraih predikat Cum Laude. Setelah itu ia melanjutkan karirnya dengan mendirikan sebuah perusahaan yang mencakup keuntungan yang lebih besar. Ia berbisnis dengan orang orang yang juga pandai dalam bidang kewirausahaan. Ia juga dipercaya oleh rekan rekan kerjanya karena sikap keteguhan dan kejujurannya. Tidak hanya itu, Udin juga pandai membuat kebijakan kebijakan strategi usaha untuk memasuki persaingan pasar. Ia juga menciptakan Software dalam bidang teknologi bersama rekan kerjanya yang berfungsi memudahkan masyarakat untuk berbelanja atau bertransaksi online. Dan sudah bersaing di kancah internasional. Mengikuti perkembangannya, Ia selalu menciptakan hal hal baru yang akan meraih keuntungan. Udin mendapat banyak lirikan dalam dunia bisnis internasional. Ia banyak bekerja sama dengan perusahaan perusahaan lain yang memiliki tujuan yang sama dengan perusahaannya. Udin sekarang sudah menjadi orang yang sukses dan berguna bagi orang banyak. Udin berkata kepada orangtuanya untuk tidak berjualan gorengan lagi karena sudah waktunya mereka istirahat di usia yang sudah renta. “Ayah, Ibu, sudah waktunya kalian tidak berjualan gorengan lagi karena Udin sudah punya penghasilan yang lebih untuk menghidupi keluarga kita” ujar Udin. “Ayah tahu kamu sudah punya penghasilan lebih, namun Ayah dan Ibu tidak ingin membebani kamu sekarang nak, kamu sudah berjuang sekuat tenaga sedari dulu. Maka nikmatilah hasil perjuanganmu yang sekarang” Jawab Ayah. Ibu melanjutkan perkataan Ayah “Betul apa kata ayahmu Nak, kami berdua selalu mendoakan yang terbaik untukmu”. “Aku sudah berjanji akan membahagiakan Ayah dan Ibu. Aku tidak akan sejauh ini tanpa doa kalian berdua” jawab Udin ke orang tuanya sambil tersenyum. Ayah dan Ibunya pun menangis haru mendengar perkataan Udin dan sambil memeluknya. KELUARGA UDIN Setelah kehidupan pahit yang sudah dialami Udin beserta keluarganya sekarang ia bisa menikmati hidup yang lebih nyaman dari sebelumnya. Udin sudah tinggal bahagia bersama orang tua dan juga adik adiknya. Setelah semua perjalanan yang Udin lalui untuk menuju sukses akhirnya Udin menikahi seorang wanita yang ia cintai. Yang dimana wanita itu adalah teman dekatnya sewaktu Udin duduk di bangku SMA. Wanita itu yang selalu menemani Udin untuk meraih suksesnya. Mulai dari berdagang dan membuka toko bersamanya ia selalu menemaninya. Udin pun mengadakan acara pernikahannya dengan meriah dengan datangnya banyak para tamu entah itu rekan kerja, rekan bisnis, teman teman sekolahnya, dan juga keluarga keluarganya. “Selamat ya Udin atas pernikahanmu” ucap semua para tamu ke Udin dan istri “Iya terima kasih juga semuanya karena sudah datang ke acara pernikahanku” ucap kembali dari Udin Usai pernikahannya, ayah Udin jatuh sakit dan dirawat dirumah sakit. Udin dan ibunya pun menjadi sedih karena sakitnya sang ayah. Ia dan ibunya menjaga ayahnya setiap hari di rumah sakit. Istrinya juga ikut merawatnya dengan membawakan makanan maupun buah buahan untuk ayahnya Udin Suatu ketika saat nafas ayahnya Udin sudah mulai terengah engah. Udin dan keluarga pun menjadi panik. Lalu ibunya memanggil perawat perawat yang ada disana namun tak kunjung datang juga. Setelah itu Udin yang tengah duduk disamping ayahnya, ayahnya mulai berkata kepadanya untuk memberikan wasiat. “Din, terima kasih ya atas semuanya, terima kasih untuk ketekunan dan kerja kerasmu. Sebetulnya kita Ayah dan Ibunya enggak minta apa apa kok dari kamu. Ayah cuma ingin kamu sukses dan bahagia yang berguna bagi orang banyak. Dan sekarang kamu sudah menggapainya” ucap sang ayah sambil terbatuk batuk. “Ayah ngomong apa sih, jangan banyak bicara yah sebentar lagi susternya kesini untuk menangani ayah” jawab Udin memotong ucapan ayahnya Lalu Ayahnya berkata lagi “Tapi ingat ya Din, kalau kamu sudah di atas janganlah sesekali kamu sombong. Tetaplah jadi Udin anak ayah yang ayah kenal. Dimata ayah kamu tetaplah Udin kecil yang ayah gendong gendong”. Terlintas di pikiran Udin mengingat memori memori yang sudah ia lalui bersama Ayahnya. “Sebentar lagi ayah, sebentar lagi mereka para dokter/suster kesini untuk menangani ayah” ucap Udin sambil menangis untuk menekankan ayahnya agar tidak berbicara yang aneh aneh. “Terima kasih Udin, Ayah bangga sama kamu, jaga dan sayangi ibumu ya din”. Kata kata terakhir dari sang ayah yang juga merupakan hembusan nafas terakhir dari ayahnya. “Ayahhh” “Ayahh…” “Ayahhh…” Teriak Udin sambil menangis panik ayahnya sudah tidak bernafas. Tak lama suster pun datang untuk menangani ayahnya Udin dan membawa Ayahnya Udin ke ruang ICU. Udin dan keluarga pun cemas dengan keadaan ayahnya, ia menunggu keputusan dari dokter di ruang tunggu ICU. Selang beberapa lama dokter keluar dari ruang ICU dan memberikan kabar mengenai ayahnya bahwa ayahnya sudah tiada. Semuanya menangis mendengarnya terutama untuk Udin dan Ibunya. Setelah kepergian sang ayah Udin mengingat semua wasiat dari ayahnya untuk tidak sombong dan selalu menjaga, juga menyayangi ibunya. Ia selalu menjadi orang yang dermawan. Yang berguna bagi orang banyak. 5 TAHUN KEMUDIAN Di sebuah pantai yang dimana Udin pernah kesana bersama dengan ayah dan ibunya. Lalu terdengar keasikkan sebuah keluarga yang sedang bermain. “Ayah… Ayo kita buat istana pasir yang bagus” ucap seorang anak kecil “Ayah… Ayo kita main bola” ucap anak yang satunya lagi “LETS GO…!!!” seru ayahnya Ternyata Udin sudah memiliki 2 anak kembar. Dia pergi ke pantai bersama ibu dan istrinya juga anak anaknya untuk mengingat masa masa kecilnya bersama ayahnya dulu di pantai tersebut. Mereka menikmati liburan dan berfoto bersama. Kemudian Udin mencetak foto tersebut lalu mengabadikannya. TAMAT Itulah akhir dari kisah Udin yang meraih suksesnya. Seorang anak penjual gorengan yang memiliki impian untuk sukses dan membahagiakan orang tuanya. Dari menjadi siswa anak sekolah dan juga kurir lalu membuka usahanya sendiri sampai mempunyai perusahaan perusahaan besar yang sudah bersaing dalam tingkat internasional. Semua ia lalui dengan gigih dan penuh semangat. Ia tak pernah menyerah untuk menggapai suksesnya. Cerpen Karangan Muhammad Akmal Blog / Facebook Akmal Baron TUGAS CERPEN BAHASA INDONESIA Nama Muhammad Akmal Kelas XI MIPA 1 No. Absen 24 Guru Pembimbing Drs. Prasito, MM Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 1 Februari 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpen Meraih Sukses merupakan cerita pendek karangan Muhammad Akmal, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Aku Oleh Fatima Hutabarat Aku adalah Nisa, seorang gadis yang lemah, aku terlahir dari keluarga yang sederhana. Ibuku bekerja setiap paginya sebagai penjual kue. Beliau sendiri harus menafkahi aku dan kedua adikku karena Lilin 17 Tahun Ku Part 2 Oleh Ardianti Kusumawati Tak terasa alarm di ponselku sudah berdering. Itu menunjukkan bahwa sudah pukul WIB. Ini memang sudah menjadi kebiasaanku bangun jam 4 pagi. Aktivitas yang aku lakukan saat masih Mati Dalam Angan Part 2 Oleh Affiantara Marsha Yafenka Kami berenam langsung berlari keluar dari lubang perlindungan menuju tempat yang direncanakan. Sementara Kapten Ade berlari ke arah lain untuk memancing perhatian regu tembak dan berhasil, semua tembakan langsung Aku Ibu dan Piano Oleh Antonia Luisa Januari 1996 Alunan suara piano menyejukkan hati pendengarnya. Para juri menutup kedua matanya. Senyuman tersungging di bibir mereka. Gerakan jemari sang pianis bergerak dengan serasi dan lembut. Chopin – Pesan Terakhir Oleh Ningrum Trija Kesuma Namanya Maura Askia Azzahra, panggil saja Ara, gadis kecil berkacamata, polos dan berkeingintahuan yang besar. Ara tinggal di rumah bersama tantenya, yah, Papa dan Mama nya sedang kerja di “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"
Contoh Cerpen Motivasi Pendidikan Ilustrasi – Inilah Cerpen Motivasi Pendidikan yang menceritakan tentang kesulitan, keteguhan dan kesuksesan yang penuh makna. Sebuah contoh cerita pendek yang menceritakan perjuangan seseorang yang ingin terus belajar dan meraih strata tertinggi dalam pendidikan. Cerpen berjudul “Berakar Duri Berpuncuk Cahaya” ini Karya Annisa Syifa Malabbi - SMP IT Permata Bunda Islamic Boarding School. Ia salah satu peseta kelas kepenulisan Yuk Menulis Indonesia bersama Yoga Pratama selaku mentor kepenulisannya. Cerpen ini sungguh mengharukan, dan pembaca akan sangat menikmati. Karena ceritanya tak sekedar bercerita, tetapi benar benar hidup. Ia benar benar mampu menciptakan Cerpen Motivasi pendidikan yang penuh perjuangan dan makna dalam meraih kesuksesan. Berikut cerpen motivasi pendidikan karya Annisa berjudul Berakar Duri Berpuncuk Cahaya ini Cerpen Motivasi Pendidikan Berakar Duri Berpuncuk Cahaya Ilustrasi Cerpen Motivasi Pendidikan Ilustrasi “Bukan memandang seberapa tinggi pangkat jabatanmu, bukan memandang seberapa besar penghasilanmu. Selama itu halal dan baik asal mulanya tak perlu takut untuk maju. Hanya orang yang tidak mengerti arti kehidupan jika ia memandang seseorang dari sesuatu yang tidak harus dilihat. Selain kerja keras, usaha, dan hasil.” Abiyyu Faizal Ramadhan, nama yang bapak dan ibu berikan ketika melihat dunia pertamaku. Ayah pernah bilang, “kesuksesan hanya ada di tangan masing-masing setiap orang, Ayah dan ibu hanya bisa berdoa sebaik mungkin untuk kamu yang terbaik. Ingat awali semua dengan sesuatu yang baik, maka akan berujung baik pula.” Ayah dan ibu mengajarkan banyak hal kepadaku. Mulai dari kerja keras, bertanggung jawab, sampai hidup bersyukur, dan tidak melupakan kewajiban kepada sang maha kuasa. Aku terlahir dari keluarga yang sangat sederhana, namun harmonis. Nyaman untuk tempat keluh kesah hingga berbagi cerita. Ayah bekerja sebagai kuli, dengan penghasilannya yang tidak tetap. Ibu hanya sebagai ibu rumah tangga. Pernah ibu bersih keras meminta bekerja, untuk menambah biaya kehidupan kami. Tapi ayah melarang. Dengan kondisi yang tidak memungkinakan membuat kami khawatir ketika ibu bekerja. Ibu menderita penyakit gagal ginjal. Penyakit yang ibu derita sejak lama. Terkadang sedih melihat kondisi ibu. Harus bolak balik ke rumah sakit untuk kontrol ke dokter. Yang membutuhkan biaya cukup mahal setiap bulannya. Di sisi lain, aku ingin mencapai impian terbesarku, yaitu kuliah. Namun dengan kondisi keuangan kami tak memungkinkan aku untuk meminta biaya kuliah kepada ayah dan ibu. Hingga aku memutuskan untuk kuliah secera diam-diam. Di selang waktu kuliah aku bisa bekerja untuk menambah sedikit beban kedua orang tuaku. Aku memilih jurusan kedokteran, terinspirasi dari ibu yang sekarang sedang sakit-sakitan. Baca Juga Cerpen Tentang Kehidupan Manusia dan Alam *** Sinar matahari masuk melewati sela-sela tirai yang membuatku terbangun dari tidur. Kulirik jam yang menghiasi kamar kecil milikku, yang berukuan 2 x 1,5 m. Jam menunjukan pukul AM Kondisi ibu semakin parah. Dan aku harus mengganti kan ibu untuk mengurus rumah. Dari memasak, membereskan rumah, dan pekerjaan rumah lainnya. Aku baru akan berangkat kuliah ketika semua pekerjaan rumah selesai. Aku harus berbohong kepada ibu dan ayah akan keberangkatan kuliahku. Tidak mau merepotkan mereka dengan memikirkan biaya kuliah. Dan aku memutuskan untuk tidak memberi tahu mereka, hingga hari yang tepat untuk dibicarakan. Hari semakin siang. Satu jam lagi aku harus berangkat kekampus. Rumah yang sudah kubereskan, ibu yang sudah kuberi makan, dan Abiyya yang sudah berangkat sekolah dari 3 jam yang lalu membuatku tenang untuk meninggalkan rumah. Ayah sudah berangkat dari jam subuh tadi. Kini waktunya aku bersiap-siap diri untuk berangkat kuliah. Motor tua milikku sudah siap untuk berangkat. Hanya memerlukan waktu 25 menit untuk sampai dikampus. Baca Juga Cerpen Penyesalan Datang Belakangan Sesampainya di kampus, aku memarkirkan motor di sebuah tempat khusus motor. Dan berjalan sedikit lebih cepat untuk ke kelas. Karena 25 menit lagi kelas akan dimulai. Terdapat sekitar 15 orang yang sudah berada di ruangan. Terutama kedua teman akrabku, Ahmad dan Deno. Mereka sosok teman yang sangat mendukung apa yang aku impikan. Bahkan mereka tak segan-segan untuk membantu. Aku menghampiri mereka yang sedang asik berbincang. Ahmad yang menyadari kedatanganku, langsung menyambut dengan senyum khasnya. Begitu pula dengan Deno. Aku berjalan menuju sebuah kursi dekat dengan Ahmad dan Deno. Seperti biasa aku jarang ikut campur akan pembicaraan mereka, dan memilih untuk membaca beberapa materi kuliah. Mereka memahami sikapku yang seperti ini. Tak kusadari kelas sudah ramai, dan buk Mela, dosenku sudah berada dalam kelas. Segera aku menutup buku. Bu Mela banyak membantuku, pernah iya membayar ongkos ke Makassar untuk mengikuti lomba. Tanpa mengecewakan beliau, aku berhasil meraih juara pertama. “Baik, hari ini saya akan memberi beberap materi untuk kalian rangkum dan presentasikan di pertemuan besok. Kelompoknya yang sudah saya bagian pekan kemarin,” katanya dengan antusias. Semua menjawab dengan semngat, berbeda dengan aku. Lagi lagi harus mengeluarkan biaya untuk presentasi besok. Yang membutuhkan biaya cukup banyak. Baca Juga Kisah Inspiratif Untuk Siswa Renungan Perubahan Bu Mela keluar kelas dari 5 menit yang lalu. Dan aku masih asik mencatat materi yang telah diberinya. Ahmad dan Deno pulang lebih awal hari ini. Ada pekerjaan yang harus mereka lakukan. Aku menyusuri koridor kelas. Terdengar hinaan-hinaan yang setiap hariku dengar. Walaupun tak semua menghina tapi tetap saja membuat telingaku panas. Aku harus tetap bersabar. “Itu kan si tukang becak bukan sih?” “Eh ada tukang becak.” “Hey, jangan kayak gituh, kasian tauk.” “Diliat-liat kasian juga ya.” Aku mempercepat langkah kaki, untuk tidak mendengarkan perkataan mereka. Ya, inilah kehidupan sehari-hariku. Tapi di sisi lain masih ada oarang yang mau mendukung dan menyemangatiku untuk terus maju. Dengan perkataan mereka aku tidak boleh putus semangat untuk bekerja. Dan menjadikan sebuah motivasi diri. Setelah ini aku memutuskan untuk kembali kerumah dan langsung bekerja. Sekarang aku berada di sebuah pangkalan becak. Namanya manusia, ada yang suka ada yang tidak. Bahkan di tempat itu aku masih harus mendengar perkataan mereka yang tidak menyukai dengan apa yang aku kerjakan. Baca Juga Cerpen Tentang Keterbatasan Fisik Yang Sukses “Woi Faizal, kenapa lu kemaren gak ngebecak?” aku membalas dengan senyum. Kemarin aku tidak bekerja karena sakit ibu sangat parah. Membuatku harus tidak bekerja, dan memilih untuk merawat ibu. “Kasian amat sih lu Faiz, napa gak bapak lu aja yang kerja. Harusnya lu tuh fokus kuliah bukan kerja kayak gini.” “Maaf, abang salah, tak setiap waktu ayah yang harus bekerja, di umurnya yang sekarang seharusnya ayah tidak lagi merasakan lelahnya pekerjaan, dan merasakan masa tuanya. Saya hanya meringankan pekerjaan ayah. Dan saya bersyukur bisa sedikit membantu ayah,” jelasku. Tono yang ku panggil abang itu hanya membalas senyum menyeringai. Dari pada memperpanjang masalah, kuputuskan untuk menjauhi Bang Tono. Pekerjaan dengan hasil yang baik membutuhkan kesabaran. Penumpang becakku hari ini tak sebanyak penumpang kemarin. Tapi tetap aku harus bersyukur. Sore menjelang malam ini aku harus kembali ke rumah. Masih banyak yang harus aku kerjakan di rumah. Takut ayah belum kembali ke rumah. Di perjalanan, aku menemukan seseorang bapak tua yang sepertinya membutuhkan bantuan. Langsung aku mendekati bapak tersebut. Ia tersenyum lesu kepadaku. Ada beberapa uang hasil pekerjaanku hari ini, baiknya kuberikan setengah dari uangku itu. “Bapak, saya punya beberapa sedikit uang untuk bapak. Tolong terima ya pak.” “Te.. terima.. kasih nak, semoga kamu dipermudahkan dalam segala ujianmu,” kata bapak itu dengan suara lemah. “Amiin ya rabb,” aku pun langsung pergi kerumah. Mempercepat langkahku. Percayalah sesuatu yang kita lakukan saat ini akan terbalas dikemudian hari. Yang tak pernah kita duga-duga. Jangan pernah merasa bahwa Tuhan tak adil, masih banyak manusia yang lebih tidak beruntung darimu. Dan Jangan karena masalah serta ujianmu itu menghalang kebaikan yang ada dalam diri. Baca Juga Cerpen Jogja dan Kenangan Yogyakarta Aku Kembali *** Ilustrasi Contoh Cerpen Motivasi Pendidikan “Assalamualaikum ibu, ayah?” Aku membuka pinu yang langsung disambut Abiyya dengan tingkah bocahnya. “Waalaikumsalam, kakak! Yey kakak udah balik. He.. he.. kayak biasanya,” ia menjulurkan tangannya meminta uang dariku. “Nih,” kuserahkan beberapa lembar ribuan kepada Abiyya. “Hari ini kakak gak kasih sebanyak hari kemarin!” Ia sering meminta uang kepada ku, entah buat apa. Tapi aku mendukungnya, karena setiap uang yang kuberi selalu ditabung. “Nggak masalah kok, makasih kakak.” “Sama-sama Abiyya!” “Ibu di mana? Ayah udah balik?” Tanya ku kepada Abiyya “Ibu ada kok di kamar. Ayah juga udah balik dari tadi,” aku membalas dengan anggukan. Mengerti. Kuhampiri ayah dan ibu yang berada dalam kamar. Kucium pundak telapak tangan mereka dan kupeluk ayah. Membayangkan betapa senangnya mereka ketika aku wisuda nanti. Semoga saja itu terjadi. “Nak, apakah baiknya kamu berhenti bekerja? Lanjutkan pendidikanmu saja. Insya Allah ayah sanggup membiayai kuliahmu.” Ayah ingin aku kuliah, dan berhenti bekerja. Uang yang kudapat dari hasil pekerjaanku jarang ibu dan ayah ambil, bahkan menyuruhku untuk menabungnya. “Ayah tak perlu repot-repot memikirkan kuliah, birkan aku bekerja yah, untuk membantu keuangan keluarga. Toh aku anak pertama yang seharusnya membantu ayah, biarkan Abiyya saja yang melanjutkan pendidikannya. Yah, bu kesuksesan itu banyak cara,” aku berusaha membuat mereka mengerti. “Tapi apakah kamu yakin akan terus-terusan seperti ini, tidak kuliah, dan harus bekerja? Bahkan banyak orang yang menghinamu nak.” “Abaikan saja apa yang mereka katakan. Kita cukup bedoa saja. Usaha tak akan bakal menyiakan hasil.“ “Aku ke kamar dulu yah, bu,” aku langsung pergi ke kamar. Ayah yang tak bisa memaksa keinginanku hanya bisa terdiam. Dan ibu tersenyum lesu. Baca Juga Cerpen Dongeng Gajah dan Semut Ayah, ibu memang tidak tahu akan kuliahku saat ini. Dan aku membiarkan itu berjalan sendiri. Biarkan waktu yang memberi tahu mereka. “Ya Rabb apakah pilihanku ini baik? Berbohong untuk tidak menyulitkan mereka apa kah ini yang terbaik? Ya Rabb permudahkanlah semuanya,” kataku memohon. Kuliah hari ini berjalan seperti biasa. Pamit kepada ibu dengan alasan keluar sebentar, teman-teman yang masih tidak menyukaiku, dan presentasi yang berjalan sempurna. Semua persiapan presentasi sudah siap tanpaku ketahui. Ahmad dan Denolah yang mempersiapkan semuanya. Aku berusaha mengganti biaya yang keluar untuk presentasi tapi mereka menolak. Lagi-lagi mereka membantuku. Hari ini aku bersama ke dua temanku pulang bersama. Saat kami berjalan ke arah tangga, tiba-tiba seseorang memanggil namaku. Aku menengok ke sumber suara. Ternyata Bu Mela yang memanggil. Aku langsung menghampiri beliau. “Iya bu, ada apa?” Tanyaku bingung. “Saya ingin berbicara sesuatu sama kamu, apa kamu ada waktu sebentar?” “Insya Allah ada,” aku menyuruh ke dua temanku untuk pulang duluan, karena tidak mungkin mereka menemaniku untuk waktu yang lama. Bu Mela membawaku ke cafe dekat kampus. Di situ kami berbicara. Sebelum membuka pembicaraan, kami memesan beberapa makanan dan minuman. Bu Mela yang mentraktir semua pesanan. Baca Juga Cerpen Tentang Liburan - Berlibur ke Pulau Bali “Jadi saya mengajak kamu ke sini untuk memberi tahu sesuatu. Saya melihat potensi selama kamu mengikuti perkuliahan. Saya melihat ada yang beda di diri kamu dari yang lain. Semnagat kamu, kesabaran kamu, semua itu saya rasa baik dan berhak mendapatkan yang seharusnya. Ada beasiswa untuk kamu. Untuk mempermudah kamu dalam keuangan pendidikan. Terima ini sebagai penghargaan.” Aku diam terpaku. Benar kah? “Ibu sudah banyak membantu saya, tapi saya tidak bisa membalas semua kebaikan ibu. Saya merasa ber....” “Saya ikhlas membantu, semoga ini membantu,“ lanjut Bu Mela. “Sudah kesorean, sebaiknya kamu pulang. Takut ibu kamu mengkhawatirkanmu.” “Baiklah, terima ksaih, Insya Allah saya tidak akan mengecewakan ibu.” Aku mempersilahkan Bu Mela keluar terlebih dahulu. Barulah aku mengikutinya dari belakang. Aku akan mencari angkutan umum saat Bu Mela sudah dijemput suaminya. Takut ada apa-apa kalau aku pulang duluan. Berhentilah sebuah angkutan umum dihadapanku. Segera aku memasukinya. Betapa bahagianya aku saat mendengar kabar yang disampaikan bu Mela tadi. Aku percaya ini hasil dari semua doa-doa kedua orang tua, dan orang-orag yang sayang denganku. Aku membuka gagang pintu rumah. Abiyya tak menyambutku hari ini, tidak seperti biasanya. Rumah pun sepertinya kosong. Kemana ibu? Kemana Abiyya? Apakah ayah belum juga datang? Baca Juga Contoh Cerita Pendek 500 Kata Beberapa pertanyaan dan pikiran negatif terlintas dibenakku. Aku langsung berlari ke dalam. Benar-benar tidak ada orang. Lantas kemana semua orang? Aku menyusuri semua ruangan, mencari ibu ataupun Abiyya. Perasaan tidak enak yang kurasakan saat ini. Tiba-tiba seseorang menyentuh punggungku. “Ayah? Ibu di mana? Kenapa gk ada dirumah?” Ayah yang tiba-tiba datang membuatku terkejut. “Ganti bajumu, setelah itu ikut ayah.” “Kemana? Ibu dimana yah?” Tanyaku lagi. Tapi ayah malah diam tak menjawab. “Ayah tunggu di depan ya,” aku membalas dengan anggukkan mengerti. Ayah membawaku ke sebuah tempat, yang belum aku ketahui. Kami menggunakan angukatan umum. Aku yang belum berani bertanya hanya diam berpikir. Tiba-tiba kami berhenti di rumah sakit. Aku dan ayah turun di sana. Memasuki sebuah ruangan dengan nomor kamar 036. Perlahan aku membuka knop pintu kamar. Terlihat perempuan lesu berbaring di atas kasur dengan selang infus. Mataku memerah, menahan tangis. “Ibu? “ Abiyya yang mendengar aku memanggil ibu menjawab dengan senyum hangat. “Ibu sedang tidur kak, masuk lha,” ternyata mereka yang kucari-cari tadi ada di sini. Sekarang aku belum dapat jawaban dari ini semua. Apa yang terjadi? Kenapa ibu ada di sini? “Penyakit ibu semakin parah nak, dan kita sangat membutuhkan biaya untuk oprasi ibu.” Jelas ayah dengan lembut. Aku terdiam, bagaimana ayah akan mendapatkan biaya untuk oprasi ibu? Baca Juga Cerpen Liburan Bersama Keluarga Yang Mengesankan “Yah aku punya beberapa uang yang mungkin bisa membantu biaya pengobatan ibu.” “Jangan nak, biar ayah yang akan mencarinya.” “Kapan lagi aku bisa membantu kalian. Selagi aku masih bisa tolong terima.” Lalu aku menyerahkan ATM-ku kepada ayah. Uang yang kudapatkan akan kumasukan ATM. “Sedikit membantu tapi....” “Ayah punya sedikit uang juga buat menambahnya,” lanjut ayah. “Abiyya juga!! Abiyya punya tabungan, nanti uangnya bisa buat ibu. Kakak yang kasih Abiyya,” seru Abiyya. Ternyata uang yang kuberi tidaklah sia-sia. Mungkin Abiyya tidak ada tujuan untuk menyimpan uang itu, tapi ia percaya akan bermanfaat kelak dikemudian hari. Seperti saat ini. Oprasi berjalan lancar. Kami merasa tenang sekarang. Setelah beberapa hari di rumah sakit ibu diperbolehkan kembali ke rumah. Dan bisa menjalankan harinya seperti biasa. Beberapa bulan… “Assalamualaikum ayah! ibu!“ “Waalaikumsalam, ada apa nak, bahagia bener kayaknya?” Aku memeluk ibu dengan erat. Ibu terkejut melihat reaksiku. Baca Juga Cerpen Singkat Tentang Persahabatan Sejati “Lha, lha.. kenapa? Tiba-tiba meluk ibu kayak gini?” Ayah yang membutuhkan jawaban melihat wajahku bingung. “Minggu depan aku wisuda!” “Hah? Wisuda apaan? Kapan kamu kuliahnya? Ibu gak mengerti maksud kamu apa?” “Ceritanya panjanggg bangeeettt. Intinya aku mau ibu sama ayah daateng ke acara kelulusanku.” Ibu mengeluarkan air mata bahagianya. Air mata yang kutunggu sejak lama. Kupeluk tubuh ibu yang tiba-tiba disambut dengan pelukan ayah. “Terimakasih ya rabb. Kau perlihatkan kepadaku sesuatu yang awalnya terlihat tak mungkin, dan berujung nyata.” Hari ini, hari wisudaku. Semua orang terlihat bahagia dengan kelulusannya. Dari semua usaha yang tak akan mungkin menyiakan hasil. Lantas tak semua mesti harus dipandang dari sisi pangkat ia berada, karena kesuksesan tak membutuhkan itu. Layaknya sebuah duri yang harus disingkirkan untuk menghilangkannya, dan tak mudah bukan? Ya, seperti itu lah kehidupan. Tapi tidak perlu takut, kita akan mendapatkan hasilnya nanti. Baca Juga Cerpen Persahabatan Sedih - Rindu ASMAmu Itulah Cerpen Motivasi Pendidikan yang bisa kita nikmati. Segalaj sajian yang memotivasi para pembaca. Bagaimana seberapa menarik cerita ini bagi kamu? Jangan lupa untuk baca cerita lainnya. Karena masih banyak cerita pendek yang bisa kamu baca. Sekian yang bisa disampaikan, semoga cerita pendek ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Terimakasih. Salam.
Cerpen tentang perjuangan meraih sukses. Jika kamu mencari artikel cerpen tentang perjuangan meraih sukses terlengkap, berarti kamu sudah berada di website yang tepat. Yuk langsung aja kita simak penjelasan cerpen tentang perjuangan meraih sukses berikut ini. Cerpen Tentang Perjuangan Meraih Sukses. Contoh Cerpen Tentang Perjuangan Meraih Mimpi Cita-Cita Hilang Tanpa Harapan Abdullah adalah seorang anak kecil yang mungil dan juga lugu. PERJUANGAN MERAIH MIMPI. Achmad Dandy Dinamis vs Statis. Perjuangan Seorang Ibu Cerpen Karangan. Perjuangan Meraih Kesuksesan Halaman All Kompasiana Com From Aplikasi hp untuk membuat brosur Aplikasi buat poster di laptop Baju barbie dari kain perca Bad liar cover mp3 download Aplikasi membuat poster di pc Azmi pernah cover mp3 download Saat akan pergi ke rumah pamannya di desa sebrang ia berpapasan dengan salah satu anggota TNI yang menjaga daerah perbatasan di desanya. Takut itu hal yang wajar dirasakan semua manusia. 3 kunci sukses perjuangan meraih mimpi itu adalah. Mau jadi orang sukses dan bisa membahagiakan kedua orang tua buk Lalu beliau tersenyum buk olivia juga memotivasi saya dan juga bercerita tentang masa lalu perjuangan beliau untuk menjadi orang sukses pada sejak itulah saya sangat mengagumi beliau bahkan sangat mengidolakan beliau sampai saat sekarang ini. Semua Penjejak bebas meramu sebuah cerpen yang bertema Cita-citaku. Achmad Dandy Dinamis vs Statis. Perjuangan Seorang Ibu Cerpen Karangan. CERPEN INSPIRATIF TENTANG PERJUANGAN MELAHIRKAN SEORANG ANAK. ANAK MENJADI JALAN HIJRAH. Bagaimana pendapat kalian tentang perjuangan tokoh dalam cerita itu. Bagaimana pendapat kalian tentang perjuangan tokoh dalam cerita karir sebagai guru matematika Jack Ma justru sukses menjadi pebisnis online. Demikian halnya kemenangan-kemenangan lain yang diraih oleh para pemenang orang-orang sukses orang-orang yang hidupnya bersinar penuh kebahagiaan. Bagaimana pendapat kalian tentang perjuangan tokoh dalam cerita itu. Cerpen Keluarga Cerpen Perjuangan Lolos moderasi pada. Adanya pengorbanan itulah salah satu bukti dari sebuah perjuangan. Source Cerpen Pesan Mimpi untuk Impian Kawal Gurita 2017-04-30T1842000700 50 stars based on 35 reviews Pesan Mimpi untuk Impian Karya. Walau cerdas dan pintar ia tidak sombong terhadap prestasi yang pernah ia capai. Cerpen Motivasi Cerpen Perjuangan. Di sana ada gerak ada usaha sungguh-sungguh untuk meraih kemenangan. Motivational video pertama yang dibuat Cameo Project. Perjuangan Meraih Mimpi Cerpen Priscila Mira Kategori. Sukses menurut sebagian orang mungkin adalah suatu keberhasilan mereka untuk mencapai segala yang diinginkannya dalam cakupan pengetahuan yang sederhana dapat kita contohkan bahwa seseorang dapat dikatakan sukses apabila sudah mampu mencapai. Takut itu hal yang wajar dirasakan semua manusia. Contoh Cerpen Tentang Perjuangan Meraih Mimpi Cita-Cita Hilang Tanpa Harapan Abdullah adalah seorang anak kecil yang mungil dan juga lugu. Source Cerpen Perjuangan 325 Cerpen Perpisahan 642 Cerpen Persahabatan 3166 Cerpen Petualangan 132 Cerpen Ramadhan 102 Cerpen Remaja 3735 Cerpen Renungan 2 Cerpen Rindu 12. PERJUANGAN MERAIH MIMPI. Seorang anak yang bernama Dinda dia baru duduk di sekolah dasar kelas 6. Jangan diambil kisah tentang obatnya tapi ya melainkan cerita untuk mengambil langkah nyata dan pengendalian diri. Source CERPEN INSPIRATIF TENTANG PERJUANGAN MELAHIRKAN SEORANG ANAK. Sindi gadis cantik dan cerdas ia terlahir dari keluarga kurang mampu. Film ini berkisah tentang perjuangan Jack Ma hingga bisa berhasil sebagai pengusaha di bidang teknologi informasi. Aisyah Safitri Dari Hijrah Menuju Istiqamah. Source Semua Penjejak bebas meramu sebuah cerpen yang bertema Cita-citaku. Semua Penjejak bebas meramu sebuah cerpen yang bertema Cita-citaku. Kunci yang umumnya bisa memotivasi memberikan energi dan meningkatkan percaya diri untuk merealisasikan mimpi-mimpi. Walau cerdas dan pintar ia tidak sombong terhadap prestasi yang pernah ia capai. Tetaplah berusaha untuk meraih sukses. Dzaky Farhan Yogida Kategori. Berikut ini merupakan kumpulan Cerpen Perjuangan terbaru karya para sahabat cerpenmu yang telah diterbitkan total diketemukan sebanyak 325 cerita pendek untuk kategori ini. Cerpen Motivasi Cerpen Perjuangan. ANAK MENJADI JALAN Priscila Mira Kategori. Berikut ini merupakan kumpulan Cerpen Perjuangan terbaru karya para sahabat cerpenmu yang telah diterbitkan total diketemukan sebanyak 325 cerita pendek untuk kategori ini. Cerpen Motivasi Cerpen Perjuangan. A Syamsul Ikbal Perjuangan Meraih Sukses. Adanya pengorbanan itulah salah satu bukti dari sebuah perjuangan. Source Jangan mudah putus asa dalam meraih cita-cita agar kita dapat menghargai setiap proses perjuangan yang kita lakukan. Perjuangan Seorang Ibu Cerpen Karangan. Dzaky Farhan Yogida Kategori. Untuk mencari cerita pendek Cerpen berdasarkan kata kunci. Cerpen Motivasi Cerpen Perjuangan. Di sana ada gerak ada usaha sungguh-sungguh untuk meraih kemenangan. Semacam kisah tentang perjuangan hidup keteguhan hati dan keyakinan pasti membawamu ke keberhasilan. Ayahnya telah meninggal saat ia masih duduk di bangku SMP kelas 3. Kunci yang umumnya bisa memotivasi memberikan energi dan meningkatkan percaya diri untuk merealisasikan mimpi-mimpi. PERJUANGAN MERAIH MENJADI JALAN HIJRAH. Takut itu hal yang wajar dirasakan semua manusia. 3 kunci sukses perjuangan meraih mimpi itu adalah. Afrilla Marsela Takkan Berhenti Berjuang. Source Dika adalah murid yang cerdas dan pintar. 3 kunci sukses perjuangan meraih mimpi itu adalah. Dika adalah murid yang cerdas dan pintar. Ernis Erlina Ku rebahkan tubuhku dikasur. Source Takut itu hal yang wajar dirasakan semua manusia. Walau cerdas dan pintar ia tidak sombong terhadap prestasi yang pernah ia capai. Di sana ada gerak ada usaha sungguh-sungguh untuk meraih kemenangan. Jangan mudah putus asa dalam meraih cita-cita agar kita dapat menghargai setiap proses perjuangan yang kita lakukan. Source Sikap kewirausahaan apa yang dapat kalian teladani dari cerpen tersebut. Perjuangan Meraih Mimpi Cerpen Karangan. Motivational video pertama yang dibuat Cameo Project. Cerpen Keluarga Cerpen Perjuangan Lolos moderasi pada. Di sana ada gerak ada usaha sungguh-sungguh untuk meraih MENJADI JALAN HIJRAH. Sukses menurut sebagian orang mungkin adalah suatu keberhasilan mereka untuk mencapai segala yang diinginkannya dalam cakupan pengetahuan yang sederhana dapat kita contohkan bahwa seseorang dapat dikatakan sukses apabila sudah mampu mencapai. Perjuangan Meraih Mimpi Cerpen Karangan. Apa pun keadaan Anda saat ini pastikan perjuangan itu mengantongi 3 kunci. Sindi gadis cantik dan cerdas ia terlahir dari keluarga kurang mampu. Source Dika adalah murid yang cerdas dan pintar. Di sana ada gerak ada usaha sungguh-sungguh untuk meraih kemenangan. Mengawali karir sebagai guru matematika Jack Ma justru sukses menjadi pebisnis online. Kunci yang umumnya bisa memotivasi memberikan energi dan meningkatkan percaya diri untuk merealisasikan mimpi-mimpi. Motivational video pertama yang dibuat Cameo Project. A Syamsul Ikbal Perjuangan Meraih ini berkisah tentang perjuangan Jack Ma hingga bisa berhasil sebagai pengusaha di bidang teknologi informasi. Berikut ini merupakan kumpulan Cerpen Perjuangan terbaru karya para sahabat cerpenmu yang telah diterbitkan total diketemukan sebanyak 325 cerita pendek untuk kategori ini. Tetaplah berusaha untuk meraih sukses. Semacam kisah tentang perjuangan hidup keteguhan hati dan keyakinan pasti membawamu ke keberhasilan. Source Cerpen Pesan Mimpi untuk Impian Kawal Gurita 2017-04-30T1842000700 50 stars based on 35 reviews Pesan Mimpi untuk Impian Karya. Contoh Cerpen Tentang Perjuangan Meraih Mimpi Cita-Cita Hilang Tanpa Harapan Abdullah adalah seorang anak kecil yang mungil dan juga lugu. Cerpen Anak Cerpen Pendidikan Cerpen Penyesalan Lolos moderasi pada. Dia tinggal bersama kedua orang tuanya. Source Sukses menurut sebagian orang mungkin adalah suatu keberhasilan mereka untuk mencapai segala yang diinginkannya dalam cakupan pengetahuan yang sederhana dapat kita contohkan bahwa seseorang dapat dikatakan sukses apabila sudah mampu mencapai. Jangan diambil kisah tentang obatnya tapi ya melainkan cerita untuk mengambil langkah nyata dan pengendalian diri. A Syamsul Ikbal Perjuangan Meraih Sukses. Afra Anisah Purwadi Intermezo Perjuangan. Source Cerpen Perjuangan 325 Cerpen Perpisahan 642 Cerpen Persahabatan 3166 Cerpen Petualangan 132 Cerpen Ramadhan 102 Cerpen Remaja 3735 Cerpen Renungan 2 Cerpen Rindu 12. Jangan diambil kisah tentang obatnya tapi ya melainkan cerita untuk mengambil langkah nyata dan pengendalian diri. Mengawali karir sebagai guru matematika Jack Ma justru sukses menjadi pebisnis online. Demikian halnya kemenangan-kemenangan lain yang diraih oleh para pemenang orang-orang sukses orang-orang yang hidupnya bersinar penuh kebahagiaan. Mengawali karir sebagai guru matematika Jack Ma justru sukses menjadi pebisnis Anak Cerpen Pendidikan Cerpen Penyesalan Lolos moderasi pada. Untuk mencari cerita pendek Cerpen berdasarkan kata kunci. Dia tinggal bersama kedua orang tuanya. Sukses menurut sebagian orang mungkin adalah suatu keberhasilan mereka untuk mencapai segala yang diinginkannya dalam cakupan pengetahuan yang sederhana dapat kita contohkan bahwa seseorang dapat dikatakan sukses apabila sudah mampu mencapai. Apa pun keadaan Anda saat ini pastikan perjuangan itu mengantongi 3 kunci. Source Ahmad Insani Asadullah Generasi dan Perjuanagn puan. Ahmad Insani Asadullah Generasi dan Perjuanagn puan. Semacam kisah tentang perjuangan hidup keteguhan hati dan keyakinan pasti membawamu ke keberhasilan. Contoh Cerpen Tentang Perjuangan Meraih Mimpi Cita-Cita Hilang Tanpa Harapan Abdullah adalah seorang anak kecil yang mungil dan juga lugu. Meraih Kesuksesan Cerpen Karangan. Jangan diambil kisah tentang obatnya tapi ya melainkan cerita untuk mengambil langkah nyata dan pengendalian kebanyakan kisah sukses di novel maupun di film di televisi maupun di obrolan warung kopi terus mengglorifikasi pencapaian individu semacam itu. Jangan mudah putus asa dalam meraih cita-cita agar kita dapat menghargai setiap proses perjuangan yang kita lakukan. Bisa tentang kekecewaan kegagalan meraih cita-cita cita-cita yang terpendam rintangan dan perjuangan dalam menggapai cita-cita atau pun resolusi dan peneguhan hati mengenai cita-citanya. Ahmad Insani Asadullah Generasi dan Perjuanagn puan. Source Berikut ini merupakan kumpulan Cerpen Perjuangan terbaru karya para sahabat cerpenmu yang telah diterbitkan total diketemukan sebanyak 325 cerita pendek untuk kategori ini. Cerpen Anak Cerpen Pendidikan Cerpen Penyesalan Lolos moderasi pada. Film ini berkisah tentang perjuangan Jack Ma hingga bisa berhasil sebagai pengusaha di bidang teknologi informasi. A Syamsul Ikbal Perjuangan Meraih Sukses. Jangan mudah putus asa dalam meraih cita-cita agar kita dapat menghargai setiap proses perjuangan yang kita lakukan. Source Semua Penjejak bebas meramu sebuah cerpen yang bertema Cita-citaku. Ayahnya telah meninggal saat ia masih duduk di bangku SMP kelas 3. Seorang anak yang bernama Dinda dia baru duduk di sekolah dasar kelas 6. Walau cerdas dan pintar ia tidak sombong terhadap prestasi yang pernah ia capai. Jangan diambil kisah tentang obatnya tapi ya melainkan cerita untuk mengambil langkah nyata dan pengendalian diri. Source Cerpen Anak Cerpen Pendidikan Cerpen Penyesalan Lolos moderasi pada. Semua Penjejak bebas meramu sebuah cerpen yang bertema Cita-citaku. Walau cerdas dan pintar ia tidak sombong terhadap prestasi yang pernah ia capai. Sukses menurut sebagian orang merupakan suatu keberhasilan dengan segala usaha yang mereka lakukan. Sindi gadis cantik dan cerdas ia terlahir dari keluarga kurang mampu. Situs ini adalah komunitas terbuka bagi pengguna untuk membagikan apa yang mereka cari di internet, semua konten atau gambar di situs web ini hanya untuk penggunaan pribadi, sangat dilarang untuk menggunakan artikel ini untuk tujuan komersial, jika Anda adalah penulisnya dan menemukan gambar ini dibagikan tanpa izin Anda, silakan ajukan laporan DMCA kepada Kami. Jika Anda menemukan situs ini bermanfaat, tolong dukung kami dengan membagikan postingan ini ke akun media sosial seperti Facebook, Instagram dan sebagainya atau bisa juga bookmark halaman blog ini dengan judul cerpen tentang perjuangan meraih sukses dengan menggunakan Ctrl + D untuk perangkat laptop dengan sistem operasi Windows atau Command + D untuk laptop dengan sistem operasi Apple. Jika Anda menggunakan smartphone, Anda juga dapat menggunakan menu laci dari browser yang Anda gunakan. Baik itu sistem operasi Windows, Mac, iOS, atau Android, Anda tetap dapat menandai situs web ini.
Bagaimana cara berbakti dan memuliakan kedua ayah bunda ketika masih hidup kisah cerita dalam cerpen mengibakan adapun pertarungan seorang anak membahagiakan ibunya yaitu contoh resistansi meraih sukses demi Ibu terkasih. Jadi cerpen penolakan momongan bikin ibu ini bukanlah kisahan anak durhaka yang menderita kehidupannya belaka cerita menyentuh hati dan mengharukan adapun pertempuran kehidupan meraih mimpi bagi ibu bisa mempunyai apartemen. Dikisah internal cerpen tersentuh perasaan menyayukan ini, sebuah keluarga yang bukan memiliki ajang lewat burung laut diusir karena tidak dapat bayar kontrakan rumah, anaknya kepingin sekali membelikan rumah yang mulia bakal ibunya. Padalah balasan tanggungan tersebut tertuang n domestik cerpen terharu keluarga tentang perjuangan meraih sukses berjudul Keraton dalam lukisan, sebaik-baiknya disimak saja dibawah ini. Cerpen Kastil Dalam Lukisan Author Zaidan Akbar Pekanbaru, 1994 Suasana ibu ii kabupaten Provinsi Riau ini begitu dingin detik pagi yang perawan masih berselimut embun dan Pagi-pagi sekali Zaki mutakadim siap dengan kostum sekolahnya. Periode ini merupakan perian pertama dimana Zaki masuk SMP sesudah tahun kemarin ia lulus bermula Sekolah Sumber akar. Rok bersih dan lancingan biru yang Zaki pakai waktu ini memang bukanlah seragam bau kencur, karena ada tetangga yang bersimpati pada Zaki untuk meneruskan sekolahnya. Meskipun demikian Zaki tidak memerhatikan tentang seragamnya. Mau hijau ataupun mantan dari turunan lain yang terdepan kini Zaki bisa sekolah. Api vitalitas dalam dirinya enggak persaudaraan padam untuk meraih cita-cita. Sejodoh sepatu nan menutup kaki nya lagi adalah sepatu yang biasanya ia pakai seperti tahun lalu. Koyak dan kusam itu sudah tentu, hanya derap langkahnya seperti itu pasti dan terus Zaki ayunkan kerjakan berjalan menuju sekolah barunya itu. Setelah sarapan ala kadarnya, Zaki masih duduk di bangku teras rumah kontrakan yang mereka tinggali. Seperti jamak ia menunggu Zahro, adiknya nan masih sibuk mempersiapkan PR sekolahnya. “Maka dari itu jika ada PR dikerjakan, jangan main mulu,” ujar Zaki dengan ketus pada adiknya yang tengah sibuk batik itu. Zaki memang agak gelap terlambat ke sekolah sebab ini yakni masa pertamanya masuk SMP. Enggak berapa lama tampak Zahro mengatasi resep-bukunya. “Udah selesai?” pertanyaan Zaki pada Zahro. Zahro mengangguk. Bocah kelas catur SD Itu dengan taajul memasukkan ki akal-ki akal sekolah nan berhamburan itu ke n domestik tas lalu menentengnya. “Zaki dan Zahro menginjak sekolah dulu Bu,” tutur Zaki sambil salaman dan melanggar tangan ibunya serta sedemikian itu juga Zahro. Rodiah tersenyum mengawasi anak-anaknya nan penuh nyawa itu. Rodiah mengusap kepala mereka. Terbersit doa relung hati Rodiah. ” Ya Rabbana, wujudkan lah mimpi-damba kedua anakku,” benak Rodiah berucap. Sepan jauh pula jalan yang ditempuh oleh Zaki dan Zahro sampai sampai ke sekolah mereka. Apalagi semua itu dilalui dengan berjalan kaki. Meski demikian besarnya usia n domestik hati Zaki dan Zahro telah membasuh rasa lelah mereka yang akhirnya membawa keduanya berangkat di depan gapura gerbang Sekolah Dasar Wilayah dimana tempat Zahro belajar. Lonceng sekolah telah memanggil dengan kritik deringnya. Itu tandanya pelajaran akan segera dimulai. Petatar-siswi SD Distrik itu tertentang bergegas timbrung keruangan masing-masing. Semata-mata bagi Zaki, sira terus berjalan kaki selingkung delapan ratus meter lagi dari bekas itu cak bagi mencapai sekolah barunya. Kening Zaki berkeringat dan begitu pula gaun seragamnya nan tahir juga basah karena keringat. Tetapi Zaki tak menghiraukan itu. Baginya hingga ke sekolah sudah membuatnya sejenis itu bahagia. Hari ini Zaki jalani dengan penuh keceriaan. Di sekolah baru kini Zaki punya oponen-musuh baru. Zaki selalu berupaya untuk mendalam belajar demi cita-cita nya. Ketika jam sekolah usai Zaki menjemput Zahro yang telah menunggu di depan gerbang sekolah dasar tempat Zahro menimba ilmu. Kakak beradik itu nampak pulang berjalan kaki bersama-sama. Pasca- pulang sekolah, sampailah Zaki dan Zahro ke flat mereka. Semata-mata keduanya kaget saat menyibuk si ibu di datangi oleh pemilik kontrakan. “Rodiah! kelihatannya ini apa alasan mu sekali lagi,” ucap ibu empunya carter itu dengan nada janjang. “Sudah lalu dua bulan kau tak bayar uang sewa flat ini,” tambahnya serampak membentak. “Buk! beri saya waktu, kalau kelak saya mempunyai uang lelah pasti akan saya bayar,” ucap Rodiah dengan bermohon. “Apa …? Berapa lama? kapan kau akan bayar?” Ibu tuan kontrakan itu mulai kesal pada Rodiah. “Tidak …! waktu ini juga kau harus keluar pecah rumah ini karena ada orang bukan nan akan menempati rumah ini.” Pemilik kontrakan itu marah dengan sangat sambil menunjuk-nunjuk tampang Rodiah. “Tapi aku dan anak-anak ku akan tinggal dimana buk?” tanya Rodiah dengan memelas. “Mana aku peduli, kosongkan rumah ini waktu ini lagi,” pekik ibu pemilik kontrakan itu. “Pangkal tak tahu diri,” caci si pemilik kontrakan. Temporer Zaki dan Zahro mengawasi ibu yang mereka cintai dibentak-hardik, dimarahi bahkan dihina, sungguh hati Zaki bagai tersayat sembilu. Air mata Zaki roboh seiring dengan rengekan ibunya nan terlihat bermohon dan meminta batas waktu puas sang pemilik kontrakan. Hal inilah yang lain pergaulan cak hendak Zaki saksikan dalam hidupnya, walaupun sangat belalah Zaki dan keluarganya diusir karena tak sanggup bayar uang lelah kontrakan flat. Setelah pemilik kontrakan itu pergi, Zaki dan Zahro memeluk ibu mereka dengan tangisan yang menderu. “Zaki, Zahro! bereskan barang-komoditas kalian ya nak!” kata Rodiah plong kedua anaknya. “Kemana kita akan pindah ibu? tanya Zahro. Mendengar pertanyaan momongan bungsunya itu Rodiah menatapnya dengan mata yang meniru-kaca kemudian Rodiah memeluk Zahro dengan erat. Dalam kepedihan itu mereka tetap membereskan barang-barang properti mereka. Barang-barang mereka memang tak banyak, hanya berapa helai pakaian dan foto-foto anak bini semasa sangat. Di sekedup mereka berkemas. Rodiah meraih fhoto si laki nan berbingkai tiang. Lelaki tersenyum dalam fhoto itu kini memang mutakadim tiada. Ia meninggalkan untuk selamanya meninggalkan Rodiah dan Zahro dalam kepedihan umur. Kelopak mata Rodiah menggenangkan air yang siap anjlok berderai saat ia menatap fhoto suaminya itu. Sang junjungan yang telah menangkap basah ajalnya dua waktu yang lalu lantaran sakit peparu nan dideritanya. Rumah mereka suatu-satunya juga telah lampau terjual akibat biaya perobatan suaminya detik itu. Sejak itu keluarganya terperosok kedalam kefakiran. Sedangkan kebutuhan hidup sehari-periode ditambah lagi biaya pendidikan Zaki dan Zahro amatlah sulit untuk Rodiah penuhi sebab selaku seorang perempuan nan cuma bekerja perumpamaan penjual kue, hasil nan diperoleh tidaklah seberapa. Hari ini ialah kesekian kalinya keluarga itu diusir dan lakukan kesekian kalinya juga mereka terbenam dalam danau air mata akibat pengusiran-pengusiran itu. Di sebelah lain Zaki tampak sibuk menyelesaikan barang-barangnya. Zaki meraih perlahan sebuah lukisan yang anda pajang di kamar tidurnya. Gambar sebuah rumah dalam lukisan itu adalah karya tangan Zaki koteng. Seperti mimpinya Zaki kepingin sekali punya flat seorang seperti yang perantaraan ia lukis dalam selembar sentral gambar itu. Pikiran Zaki tak tega melihat ibunya dihardik dan dihina sedemikian rupa ketika orang lain mengusir mereka. Cukup lama Zaki menatap lukisan apartemen yang pernah ia kerangka itu. Intern hatinya bergumam. “Aku harus bekerja membantu ibu, apapun itu aku harus menghasilkan uang lelah, kami harus punya rumah sendiri moga tak ada lagi nan mengusir kami, biar ibu tak pernah sedih lagi.” Kemudian Zaki menjumut sebuah pena dari tas sekolahnya dan ia batik kalimat di bawah lukisan nan anda lakukan tersebut. Ia menambahkan tulisan ISTANA Lakukan IBU’. Begitulah tulisan yang Zaki tambahkan pada lukisan kondominium yang tergores dalam buku bagan itu. Dahulu dengan bergegas Zaki masukkan lukisan tersebut ke kerumahtanggaan tas sekolahnya. “Zaki, yuk kita berangkat nak!” ajak Rodiah. Zaki mengangguk dan akhirnya ibu dan kedua anaknya pun pergi pergi flat yang mereka tinggali itu. Kemana mereka akan memencilkan? Entahlah, Rodiah juga tak sempat kemana langkah kakinya akan dibawa sebatas risikonya lilin lebah juga tiba. “kita istirahat di sini hanya” ujar Rodiah. Rodiah dan kedua bocah itu menginap di sebuah pos kamling nan kebetulan malam itu tidak berpenghuni. Tentatif itu Zahro berbisik pada ibunya. “Zahro lapar buk!” Kemudian Rodiah mengeluarkan sebagian kue nan belum sempat engkau jual tadi siang. Lalu kedua anak itu makan kue dengan serupa itu lahapnya. Rodiah kecam kedua anaknya itu yang sedang menyantap kue buatannya. Kedua alat penglihatan Rodiah pula berlinang hingga tetesan air matanya membasahi pipi. Tahu-tahu suara petir bergenderang. Hujan pun turun dengan lebatnya. Rodiah memeluk kedua anaknya seakan Rodiah tengah kredibel plong Zaki dan Zahro bahwa bukan akan terjadi apa-apa. Zahro yang seperti itu takut lega kilatan petir itu tetap memeluk ibunya dengan erat bikin berburu perlindungan. Hati Rodiah seperti itu pedih menyaksikan kesengsaraan yang dialami anak asuh-anaknya ini. Tangis Rodiah pun tak terbendung lagi seraya hatinya berkata. “maafkan ibu nak, Semua ini karena ketidakmampuan ibu.” Lalu Rodiah mengecup kepala kedua anaknya. Pasca- itu rangkulan Zaki terlepas. Zaki mengaram air mata ibunya mengalir mengucur berpokok kelopaknya. Kemudian Zaki mengusap air indra penglihatan ibunya itu dengan perlahan. “Jangan menangis ibu! Zaki dan Zahro lain barang apa-segala apa, kami baik-baik sekadar,” tutur Zaki pada ibunya Sekali juga Rodiah memeluk kedua anaknya dengan tangis nan pilu. Batih kecil itu sekali lagi tenggelam privat kesedihan mereka, sagu betawi bersama derasnya hujan yang masih belum reda. Malam ini bukan main terasa rumpil bagi keluarga itu. Hujan pun mulai reda menjelang subuh. Granula- granula embun yang menggantung di ujung dedaunan begitu indah bagai sebuah harapan Zaki yang ia gantungkan pada masa-harinya yang kelam. Hari berangsur pagi Zaki dan Zahro bergegas ingin pergi ke sekolah. Jarak antara Pos kamling yang mereka tinggali semakin jauh dari sekolah mereka. Kali ini kedua kakak beradik itu harus berlari dan terus berlari secepat yang mereka boleh agar enggak terbelakang ke sekolah. Di tengah perjalanan Zahro terlihat letih sekali hingga Zaki terpaksa menggendong Zahro mengarah sekolah. Zaki terus berlari dan menggendong adiknya berorientasi sekolah. Setiap musim Zaki harus berlari dan juga mengendong Zahro memencilkan pulang ke sekolah. Erak dan lelah sudah barang tentu Zaki rasakan namun rasa vitalitas nan bersarang dalam batin Zaki jauh lebih besar dari rasa letihnya. Mengawasi segala yang dilakukan oleh Zaki nan terus berlari dan mendahulukan dirinya saat pergi dan pulang berpangkal sekolah membuat Zaki dijuluki si aswa hitam maka dari itu teman-temannya. Sementara di waktu lain saat Zaki dan Zahro hijau pulang sekolah sekonyongkonyong mereka melihat sang ibu mulai melempengkan barang-barang di pos kamling nan sejauh ini mereka tinggali. Di tempat itu juga tertumbuk pandangan beberapa anak adam termasuk RT setempat. Zaki dan Zahro menatap ibunya cak sambil bepergian dan mendekat. “Kita pindah sekarang juga, ucap Rodiah kepada kedua anaknya. “Pos kamling ini mau di bongkar nak!” lanjur Rodiah pula. Zaki dan Zahro tak bersabda apapun. Mereka empat mata doang menirukan perintah ibunya dan lahirnya keluarga kerdil itu tergusur juga. Hati Rodiah pun bergumam. “Kemana lagi kami akan tinggal ya Tuhan.” Tanya ini terus bersarang intern batin Rodiah. Kemudian Rodiah mengaram isi dompetnya dan ternyata hasil jualan kuenya tak akan cukup bila digunakan bagi berburu rumah kontrakan. Sampai pada karenanya mereka mampir ke sebuah musholla dan Rodiah mengemudiankan untuk menginap saja di emperan musholla itu buat provisional masa. Terkadang Rodiah merasa cukup lejar dengan semua ini, namun sepasang mata kedua bocah yang sangat Rodiah cintai itu takhlik ia terus memacu diri kerjakan loyal berjuang di anak-anaknya itu. Malam ini setelah para jemaah telah usai sholat isya di musholla itu maka Rodiah dan kedua anaknya bersiap hendak tidur di emperan musholla tersebut, namun Zaki terlihat belum memejamkan matanya. Zaki termenung memandangi Lukisan sebuah rumah yang caruk ia bopong dalam tas sekolahnya. Lukisan rumah terlambat nan bertuliskan ISTANA UNTUK IBU . hati Zaki kembali bergumam. “Segala apa nan harus kulakukan untuk meringankan beban ibu?” Bocah berusia belasan itu bertanya plong benaknya sendiri. Zaki menyeret napas hierarki karena Zaki pun bukan memaklumi pula apa yang harus ia perbuat. Baru tiga hari batih kerdil ini menginap di musholla itu, akan sahaja cak semau sebagian masyarakat yang sedikit demen dengan kedatangan mereka. beberapa warga bersama ketua RT menghampiri Rodiah dan mereka menyarankan agar Rodiah dan anak bini boleh mencari medan lain bikin bertempat dahulu. Rodiah yang rekata itu hendak berjualan kue merasa lalu tertikam hati kecilnya ketika menerima perlakukan masyarakat nan mencerai-beraikan dirinya, sedangkan Zaki dan Zahro sejak pagi tadi sudah lalu berangkat ke sekolah. Momen Zaki dan Zahro pulang sekolah, mereka berdua enggak menemukan ibunya di musholla itu lagi. Zaki terus berlari sembari menggendong Zahro, adiknya. Zaki terus berlari sekuat tenaga. Mereka berburu ibunya di setiap kacamata ii kabupaten hingga karenanya mereka bertemu juga dan Rodiah mengobrolkan apa yang sudah terjadi kepada kedua anaknya itu dengan penuh kedukaan dan berderai air mata. Siang melongok malam dan trotoar toko menjadi lapak mereka lakukan beristirahat. Pindah berusul trotoar Toko nan satu ke trotoar toko yang tidak dan penghalauan demi pemulangan pula mereka alami dan sepertinya hal itu sudah biasa bikin mereka. Sementara seperti lumrah Zaki terus mengayunkan langkahnya berlari dengan cepat dengan menggendong Zahro semoga mereka tidak primitif ke sekolah. Sreg suatu malam Zahro terserang demam. Badannya terasa semacam itu panas dan suhunya memadai tinggi. Zaki dan Rodiah pun terlihat panik atas kondisi Zahro ini. Kemudian tanpa berpikir panjang lagi Zaki menggendong sang adik lalu sira berlari dan terus berlari secepat mungkin mengapalkan Zahro ke rumah sakit. Zaki enggak peduli supaya meski beliau harus menggeruh ramainya bulevar lilin lebah itu dan kondisi hujan lebat sampai Zaki harus mengekspos bajunya untuk ia selimutkan ke jasad Zahro yang semakin lama semakin geletar. Sonder jenggala kaki Zaki yang berlari sambil menggendong sang adik akhirnya sebatas jua ke flat remai. Kemudian Zahro ditangani maka dari itu pihak kedokteran hingga demamnya mereda. Cukup lama Zahro terbaring barulah datang sang ibu ke ruangan rawat. Rodiah terlambat karena memang harus menyusul dengan melanglang tungkai. Melihat kondisi Zahro yang membaik maka Zaki dan sang ibu start tampak seperti orang nan kebingungan. Di dalam pikiran mereka hanya satu bagaimana pendirian membayar biaya rumah sakit karena sudah dua hari Zahro dirawat di situ. Zaki termenung dan terdiam di ulas tunggu sebab engkau faham bahwa keluarganya memang enggak mempunyai uang dan lain memiliki apa-segala. Mendadak pecah jihat Zaki duduk terlihat sejodoh suami istri setengah baya yang sepertinya sedang bertengkar dengan salah satu dukun di rumah sakit itu. “Kami akan berupaya semaksimal kelihatannya bakal menyelamatkan momongan buya,” ujar dokter “Anak bapak banyak kehilangan darah akibat kecelakaan itu, golongan darahnya AB destruktif dan pihak rumah sakit semenjana mencari pembawaan tersebut sebab persediaan darah AB destruktif lagi hampa, harap bapak dapat bersabar,” tutur dokter itu menguraikan. Padahal Zaki menginjak mengenali perempuan paruh baya nan sedang menangisi masa kritis anak bungsunya itu. Lalu Zaki teringat bahwa nan menangis itu yaitu ibunya Hardi. Hardi adalah Temam setimpal Zaki. di sekolah Hardi selalu membuly Zaki selama ini. Hardi kerap mengejek Zaki dan mengatakan bahwa Zaki dan keluarganya yaitu koteng gembel. “Lalu bagaimana dengan nasib Hardi anak asuh kami limbung?” Ibu itu bertanya pada dokter yang di hadapannya. “Harap ibu bikin bersabar, sekilas lagi barangkali kita akan dapat persediaan talenta untuk anak ibu,” jawab dokter menenangkan Kemudian Zaki menghampiri mereka dan berkata. “Rampas pembawaan saya sekadar buntelan dukun!” Lalu mantri dan pasangan laki istri itu menatap Zaki yang tiba-mulai cak bertengger menyela musyawarah mereka. “Segala golongan darahmu juga AB subversif nak?” tanya si-Buya “Aku tak sempat selongsong, yang pastinya aku mengenal Hardi, Hardi adalah teman sekelas ku, aku belaka ingin mengerjakan sesuatu untuk menolongnya,” sahut Zaki menjawab pertanyaan bapak itu. Dahulu tidak terserah saringan lain bikin mereka selain melakukan penapisan golongan darah Zaki dan ajaibnya ternyata Zaki lagi bergolongan talenta AB negatif hingga cocok kerjakan dilakukan transfusi darah untuk menolong Hardi yang madya masa peka akibat kecelakaan yang Hardi alami. Begitu besarnya rasa terima kasih keluarga Hardi kepada Zaki nan cak bertengger bagai seorang malaikat penyelamat sehingga ayah Hardi nan bernama Kemasan Sofyan itu enggak tahu juga bagaimana cara membalas Budi baik Zaki. Sehabis sadar Pak Sofyan menceritakan tentang Zaki kepada Hardi, namun Hardi bertutur. “Sebenarnya aku tak Sudi ditolong maka dari itu anak asuh peminta-minta itu ayah,” jawab Hardi dengan ketus. “Anak asuh gembel!” tutur Cangkang Sofyan terheran-heran “Iya gembel, tanggungan Zaki itu gembel,” ucap Hardi berulang-ulang. “Bukankah Zaki itu teman sekelas mu? dan aku tatap anaknya baik, Zaki tulus menolong mu, Hardi!” lanjut Cangkang Sofyan lagi. “Walaupun Zaki itu teman sekolah ku tapi aku tidak suka berkawan dengannya sebab sira itu seorang peminta-minta,” sahut Hardi. Hardi memalingkan mukanya dan menunjukkan raut durja kebenciannya plong Zaki Berpokok pembicaraan Pak Sofyan dah waktu ini, kesudahannya Sampul Sofyan ingin tahu selanjutnya siapakah anak nan bernama Zaki ini. Akhirnya Pak Sofyan menangkap tangan keluarga Zaki dengan mendatangi ruangan dimana Zahro adiknya Zaki dirawat dan dari situ pun Buntelan Sofyan mengerti bahwa keluarga Zaki memang tak punya tempat lampau. Sehingga Pak Sofyan bersedia menanggung biaya perobatan Zahro dan juga menawarkan keluarga Zaki bakal lampau di apartemen keluarga Pak Sofyan, kebetulan anak bini Paket Sofyan lagi butuh tenaga asisten kondominium tangga bakal tolong-bantu di rumah batih Pak Sofyan. Situasi ini Buntelan Sofyan lakukan untuk menimpali budi baik Zaki. Tentunya keluarga Zaki sangat berlega hati atas kebaikan dan tawaran dari pak Sofyan ini dan kebetulan juga batih Pak Sofyan memilki manuver kuliner sepertalian kondominium makan. Untuk itu Rodiah pun menjadi koteng pembantu pada anak bini Selongsong Sofyan. Zaki juga berkreasi plong usaha kuliner itu. Zaki bertugas seumpama pengantar makanan nan dipesan maka dari itu pelamar nan jaraknya cukup jauh. Zaki nan kini sudah kelas bawah tiga SMP itu memang enggak pandai bersepeda motor dan bahkan tak tukang kembali menaiki sepeda dan cara satu-satunya yang dilakukan makanya Zaki adalah seperti sahih yakni Zaki lari sekencang mungkin bakal mengantarkan pesanan lambung kepada pelanggan dan pekerjaan seperti ini terus ia lakukan. Belum pula ke sekolah Zaki pun terus berlari. Meskipun Cangkang Sofyan caruk menawarkan agar Zaki diantar ke sekolah bersama Hardi belaka Zaki gegares menolak dan Zaki Sadar betul bahwa Hardi tak suka padanya sampai ketika ini. Perian demi hari kian berganti dan bukan terasa sudah setahun Zaki dan keluarganya lampau bersama batih Pak Sofyan walaupun hari-tahun yang dilaluinya tidaklah mudah akibat perlakukan Hardi yang terkadang cukup keterlaluan. Hardi kerap menghardik Zaki dan Zaki caruk disuruh maka dari itu Hardi buat mengerjakan sesuatu yang tidak sreg agar. Memang apa yang dilakukan Hardi terhadap Zaki seperti itu menjengkelkan buat Zaki belaka Zaki sepan senggang diri sebagai seorang anak pembantu nan menumpang sangat di kondominium Hardi. Sewaktu-waktu ketika hati Zaki trenyuh akibat perlakukan Hardi padanya Zaki selalu mengaram lukisan rumah sederhana yang bertuliskan Kastil Untuk IBU Alangkah indahnya jika ia, Zahro dan ibunya boleh n kepunyaan rumah sendiri, pikir Zaki n domestik benaknya namun apapun perlakukan Hardi haruslah Zaki cak dapat yang berfaedah keluarganya punya wadah beristirahat. begitulah sebagain besar manah Zaki dalam benaknya. Tahun terus berputih dan Zaki pun juga terus berlari setakat sang waktu berlambak membentuk darah lari Zaki semakin terasah dan karena bakatnya itu Zaki sering memenangkan lomba lari maraton yang dia ikuti mulai tingkat sekolah lebih-lebih tingkat Kabupaten. Zaki mulai menabung sedikit demi invalid lakukan mewujudkan sebuah puri sederhana, flat kebahagian buat si ibunda tercinta begitu juga internal lukisannya itu walau kini semua masih hanya setakat impian. Nama Zaki Ardiansyah, murid kelas dua SMA start dikenal dalam dunia olahraga cagak lari maraton meskipun itu masih setingkat kabupaten, namun lambat laun karirnya mulai tampak perkembangannya mengaras tingkat Provinsi. Lega satu ketika Zaki terseleksi menjadi salah satu atlit binaan di Pelatihan bakat di daerah tingkat Pekanbaru privat menghadapi Pekan Olahraga Nasional PON mengambil alih Negeri Riau. Pelatihan ini selama heksa- bulan. Zaki mengikuti semua acara dan bermacam ragam sesi pelatihan. Zaki tinggal di karantina di Kota Pekanbaru. Tentu selama di internat Zaki berlatih bukan main-sungguh. Bila ia capek maka Zaki mengawasi lukisan flat tersisa nan menjadi impian keluarganya itu. Kerinduan Zaki pada ibu dan adiknya adakalanya cukup mendalam sekadar Zaki belalah punya harapan untuk membahagiakan keluarganya. Di sisi bukan Rodiah dan Zahro mutakadim tidak adv amat bersama keluarga Pak Sofyan juga sebab perlakukan Hardi yang tak henti-hentinya mengejek Zahro terlebih Hardi pun berani mengejek Rodiah nan juga ibunya Zaki. Barang apa nan terjadi pada keluarga Zaki enggak pernah Rodiah sampaikan pada Zaki yang kini kaya di karantina pelatihan Atletik nun jauh di sana. Hingga akhirnya Zaki Ardiansyah berhasil memperoleh mendali kencana dalam cabang lari maraton putra yang mengharumkan nama provinsi Riau pada perhelatan pertandingan olahraga nasional itu. Pada puncaknya Zaki Ardiansyah di kenal sebagai atlet profesional cabang lari maraton putra yang juga turut membanggakan nama bangsa sreg jaga Sea Games dan Asian Games serta yang enggak terlupakan saat Zaki Ardiansyah ikut menyumbang mendali emas untuk nasion dan negara di wadah olimpiade. Saat Zaki ditanya oleh Wartawan apa yang menjadi pecut kesuksesannya maka Zaki menunjukkan sebuah lukisan kondominium tertinggal nan bertuliskan ISTANA Cak bagi IBU’ dan orang-bani adam itu tercengang mengaram itu sebab Zaki koteng tak pernah bermimpi menjadi seorang ahli olahraga pelari bahkan cita-citanya tinggal ingin jadi sendiri aviator belaka takdir telah menuliskan tiang penghidupan nan harus engkau lewati. Propaganda bukan jalinan mengkhianati hasil’ mungkin serenteng ungkapan ini yang pantas mencitrakan perkelahian seorang Zaki Ardiansyah. Angot berpokok keterpurukan nasib hingga meraih kemenangan. Kini keraton intern lukisan itupun mutakadim terwujud kerumahtanggaan bentuk nyata. Rodiah nan memang sudah menua waktu ini bernaung dalam sebuah rumah mewah hasil bersumber peluh dan keringat Zaki anaknya serta gobar dan juga air mata dari kelamnya sebuah kemiskinan di masa lampau. Selain itu pula kini keluarga Zaki memiliki usaha konveksi dan sebagian dari pendapat keluarga mereka sumbangkan kerjakan membangun panti jompo dan pun panti asuhan agar tak ada lagi orang yang merasakan bagaimana pedihnya bukan punya bekas lampau. Provisional itu atma memang berputar. Anak bini Paket Sofyan juga bangkrut dan akhirnya Hardi menjadi seorang karyawan di perusahaan konveksi nasib baik batih Zaki. Sedangkan Zahro sekarang tumbuh menjadi perempuan cantik dan Zahro lah nan kini menguasai perusahan tekstil dan konveksi hoki keluarga mereka. Suatu ketika Zaki Ardiansyah mengirik menatap lukisan apartemen sederhana yang bertuliskan Puri Untuk IBU’ yang sengaja ia pajang di dinding rumahnya itu cak bagi mengenang proses dan pedih serta getirnya perjuangan sukma keluarganya. Sebab besok Zaki harus terbang ke Swedia untuk mengikut sayembara dunia adu lari maraton dan sebagai halnya seremonial sebelum tiba Zaki sholat dua rakaat lewat dan langsung mencium kaki ibunya yang kini semata-mata duduk di kursi pit sebagai bentuk memohon doa restu dari sang ibu. “Ibu! doakan Zaki untuk pertandingan lusa di Swedia,” ujar Zaki pada ibunya Rodiah pun tersenyum riang melihat anaknya dengan munjung rasa kebanggan karena berjuang untuk mengharumkan jenama nasion di medan internasional. Horizon A M A Tepi langit Wanti-wanti moral dalam cerpen mengarukan Kastil dalam lukisan Usaha tak perhubungan mengkhianati hasil, keterpurukan dan cobaan nyawa adalah tangga awal cak bagi mencapai puncak kesuksesanKarena tidak ada perjuangan yang sia sia asalah tekun dan giatDalam kegersangan hidup pasti ada air di perdua padang kersik halus
Cerpen Karangan Adsha NandayiKategori Cerpen Anak, Cerpen Pendidikan, Cerpen Penyesalan Lolos moderasi pada 28 January 2015 Dika adalah murid yang cerdas, dan pintar. Walau cerdas dan pintar ia tidak sombong terhadap prestasi yang pernah ia capai. Lain dengan Kika, dia adalah anak yang pandai dan sombong. Pada suatu hari, Bu Erli memberikan ulangan matematika. Semua anak nampak tidak sabar untuk mengerjakan soal itu. “Pasti gampang!” kata Kika dalam hati dengan sombong. Bu Erli pun membagikan soal ulangan. Setelah itu, semua anak mengerjakannya dengan tertib dan tenang. Angin berhembusan dengan tenang memasuki kelas. Suasana kelas pun menjadi tenang. Semua anak nampaknya sudah selesai mengerjakan ulangan, Bu Erli pun mengumpulkan kertas hasil ulangan matematika. “Pasti aku akan mendapat nilai 100.” kata Kika dengan sombong di hadapan Dika. “Kika, jangan soombong kamu! belum tentu kamu mendapat nilai 100. Kalau kamu tidak mendapat nilai 100 bagaimana? kesal kan?” tanya Dika dengan senyuman manis di bibirnya. Kika hanya terdiam dan menginggalkan kelas. Sekarang Bu Erli akan membagikan hasil ulangan matematika. Semu anak tidak sabar untuk mengetahui hasil ulangannya. Saat Dika mendapat hasilnya, ia melihat di kertas ulangannya tertulis nilai 100 di atasnya. Dika pun bangga dengan hasil kerja kerasnya sendiri. Sedangakan Kika, ia melihat ia mendapat nilai 70, ia pun kecewa dengan hasilnya. Ia merasa malu sekarang dengan Dika, karena ia terlalu percaya diri untuk mendapatkan nilai 100. “Bagaimana Kika?” tanya Dika dengan heran, “hhmmm… aku mendapat nilai 70 Dika.” jawab Kika dengan kesal, “makannya jadi orang jangan sombong dong Kika!” sahut Dika sambil tersenyum. Kika merasa kesal dengan perbuatannya selama ini, ia pun mulai merubah sikapnya yang sombong itu. Berkat Dika, ia tahu apa yang harus ia lakukan untuk meraih nilai yang bagus. Cerpen Karangan Adsha Nandayi Cerpen Meraih Kesuksesan merupakan cerita pendek karangan Adsha Nandayi, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Kisah Si Ahmad Oleh Ryan Linkinpark Di suatu pedesaan ada seorang anak sebut saja sih akhmad, sehari-harinya dia membantu bapaknya ke sawah. Akhmad masih berumur 17 tahun, tiap hari dia mengabiskan waktunya hanya di sawah Lupa Hari Oleh Fitri Suwandari Waktu itu aku kelas 5 sd, saat itu adalah hari Selasa. Dengan perasaan gembira aku bangun pagi dan bergegas untuk mandi. Setelah aku selesai mandi aku segera berpakaian rapi Kerispi dari Ibu Oleh Najwa Anisa Safitri Peristiwa itu aku alami waktu kecil, aku pernah sakit keras. Saat itu umurku sekitar tiga tahun. Ibuku sangat bingung waktu itu, karena panasku yang tinggi sekali. Ibu benar-benar kaget Kinara Oleh Dicky Ferdiansyah Di persimpangan langkahku terhenti, ramai kaki lima di sebuah pasar, pusat Kota. Pandanganku tertuju pada sosok gadis kecil yang berbaju kusam, dengan rambut yang terurai tampak tak terawat. Dengan Cinta Datang Terlambat Part 2 Oleh Annisa Putri Nindya “Ada apa?” tanya Andini yang tiba–tiba datang dan tentu saja tanpa ekspresi di wajahnya. “A.. Andini..” “Nabila bilang kamu ingin mengatakan sesuatu bukan?” tanya Andini lagi. “Aku..” “Maafkan aku..” “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"
cerpen tentang perjuangan meraih sukses